KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa
karena rahmat dan bimbingannya kami
dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ‘’Masalah pengangguran di
Kalimanatan Barat
Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. kami mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait
yang telah membantu kami
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang Dosen,teman dan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih atas segala saran yang akan kami dapatkan
dalam penulisan makalah ini ,semoga saja makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca demi kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang yang sedang
dijalani yakni Ekonomi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu masalah sosial yang dihadapi Provinsi Kalimantan
Barat adalah masalah penganguran. Pengangguran tidak hanya menjadi masalah
sosial di Provinsi Kalimantan Barat, tetapi sudah menjadi masalah sosial di
Provinsi-provinsi lain di Indonesia. Khusus di Kalimantan barat banyak sekali
faktor yang menjadi penyebab penganguran, seperti : mutu pendidikan, kesiapan
tenaga kerja, fasilitas, lapangan pekerjaan, sumber daya manusia yang tidak
memadai. Hal tersebut membuat banyak sekali orang yang tidak mendapatkan
kesempatan untuk mendapat pekerjaan. Pengangguran yang tinggi dapat berdampak
secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas,
dan masalah-masalah sosial lain yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah
angkatan kerja yang semakin besar, arus migrasi yang terus mengalir masuk ke
Privinsi Kalimantan Barat, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan
sampai saat ini, membuat permasalahan pengangguran menjadi sangat besar
dan kompleks.
Menurut
data terakhir, jumlah penganguran di Kalimantan Barat pada tahun 2010 di
perkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa atau sekitar 4,62 persen dari 2,2 juta
jiwa angkatan kerja yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Jika masalah
pengangguran yang demikian besar dibiarkan berlarut-larut, maka sangat
besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial yang berdampak tidak
saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juda menimpa
orangtua yang dapat kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup,
sehingga angka penagguran di Provinsi Kalimantan Barat menjadi meningkat.
Tingkat Pengangguran
Terbuka Kabupaten/Kota
No
|
Kabupaten/Kota
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Rata2
|
1
|
Kab. Sambas
|
6,27
|
6,85
|
6,27
|
3,89
|
6,09
|
4,53
|
5,65
|
2
|
Kab. Bengkayang
|
8,52
|
13,57
|
5,87
|
4,71
|
4,02
|
3,21
|
6,65
|
3
|
Kab. Landak
|
4,11
|
3,92
|
3,36
|
4,03
|
4,38
|
4,61
|
4,07
|
4
|
Kab. Pontianak
|
9,72
|
12,45
|
9,23
|
9,07
|
9,75
|
7,80
|
9,67
|
5
|
Kab. Sanggau
|
8,05
|
9,30
|
4,39
|
2,80
|
3,30
|
3,62
|
5,24
|
6
|
Kab. Ketapang
|
10,27
|
11,12
|
5,91
|
4,29
|
5,15
|
3,90
|
6,77
|
7
|
Kab. Sintang
|
7,03
|
5,12
|
3,58
|
3,59
|
3,12
|
2,35
|
4,13
|
8
|
Kab. Kapuas Hulu
|
3,79
|
1,03
|
2,24
|
2,27
|
1,67
|
2,25
|
2,21
|
9
|
Kab. Sekadau
|
4,50
|
3,74
|
3,76
|
2,74
|
3,14
|
2,31
|
3,36
|
10
|
Kab. Melawi
|
0,99
|
1,03
|
2,60
|
1,96
|
1,82
|
1,30
|
1,40
|
11
|
Kota Pontianak
|
16,86
|
15,90
|
13,16
|
10,21
|
9,38
|
7,79
|
12,22
|
12
|
Kota Singkawang
|
8,07
|
9,16
|
11,05
|
10,09
|
9,71
|
8,05
|
9,36
|
Berdasarkan
data BPS, tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Barat (5,44%)
relatif lebih rendah di bandingkan Kalimantan Selatan (6,36%) dan Kalimantan
Timur (10,83%), lebih tinggi dari Kalimantan Tengah (3,39%). Tingkat kemiskinan
di Kalimantan Barat (9,30%) lebih tinggi dari Kalimantan lainnya, dimana
Kalimantan Tengah (7,02%), Kalimantan Selatan (5,12%) dan Kalimantan Timur
(7,73%).
Fenomena
lain yang terjadi di Kalimantan Barat adalah penyerapan tenaga kerja tertinggi
Kabupaten Pontianak (304.761 jiwa) dan terendah Kota Singkawang (68.363 jiwa)
tetapi tingkat kemiskinan tertinggi Kabupaten Landak (18,65%) dan terendah
Kabupaten Sanggau (6,25%). Kota/Kabupaten dengan tingkat penyerapan tenaga
kerja terbesar ternyata tidak diimbangi dengan tingkat kemiskinan yang rendah.
Pembangunan
seharusnya menghasilkan kinerja pembangunan yang semakin baik daerah yang
diukur dari pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan. Tetapi dari
variabel makro ekonomi yang dicapai, dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami
peningkatan, ternyata belum sepenuhnya mengatasi permasalahan yang dihadapi
daerah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Volume 8, 2012 177 . Barat. Permasalahan tersebut antara lain pertumbuhan
ekonomi yang relatif rendah, pengangguran yang relatif tinggi dan kemiskinan
yang relatif masih tinggi.
Kalau
diperbandingkan antara daerah kabupaten dengan kota, ternyata tingkat
pengangguran di Kota Pontianak dan Kota Singkawang relatif lebih tinggi di
bandingkan dengan daerah kabupaten. Hal ini dikarenakan, sebagai daerah
perkotaan tidak bisa menghindari arus urbanisasi (migrasi), sehingga
perkembangan jumlah penduduk yang cepat diperkotaan tidak diikuti dengan
tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, akibanya timbul pengangguran.
Sedangkan untuk daerah kabupaten yang sebagian besarnya tingkat pengangguran
relatif rendah. Walaupun dengan pendidikan yang relatif rendah, tersedianya
sektor primer di pedesaan yang untuk memasuki lapangan pekerjaan ini tidak
dengan persyaratan khusus, sehingga mempermudah penduduk untuk bekerja, dengan
demikian tingkat pengangguran kabupaten lainnya relatif lebih rendah.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian pengangguran
1.2.2. Macam-macam pengangguran
1.2.3. Apa faktor-faktor penyebab
pengangguran
1.2.4. Apa yang menjadi masalah pengagguran
di Provinsi Kalimantan Barat
1.2.5. Apa dampak dari pengangguran bagi
Provinsi Kalimantan barat
1.2.6. Sajian data pengangguran di Provinsi
Kalimantan barat
1.2.7. Bagaimana cara mengatasi pengagguran
di Provinsi Kalimantan Barat
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian (
defenisi ) pengangguran
1.3.2. Untuk mengetahui macam-macam
pengangguran
1.3.3. Untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab pengangguran
1.3.4. Untuk mengetahui apa yang menjadi
masalah pengangguran di provinsi Kalimantan Barat
1.3.5. Untuk mengetahui dampak pengagguran
bagi Provinsi Kalimantan Barat
1.3.6. Untuk mengetahui data pengangguran
di Provinsi Kalimantan Barat
1.3.7. Untuk mengetahui cara mengatasi
pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
1.4. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi :
1.4.1. Penulis
Karena
dengan dibuatnya tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan
bagi si penulis mengenai masalah sosial, khususnya pengangguran.
1.4.2. Rekan-rekan mahasiswa
Karena
dengan dibuatnya tugas makalah ini diharapkan dapat berguna untuk rekan-rekan
mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai masalah pengangguran di
Provinsi Kalimantan Barat.
Semoga
makalah ini juga dapatdimanfaatkan dan dijadikan bahan masukan ataupun bahan
pertimbangan dalam pembuatan makalah mengenai masalah pengangguran di Provinsi
Kalimantan Barat selanjutnya.
1.4.3. Masyarakat
Masyarakat
juga dapat menggunakan makalah ini untuk mengetahui fakto-faktor penyebab
terjadinya pengangguran, sehingga masyarakat dapat bertindak langsung dalam
upaya mengurangi angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat.
1.4.4. Pemerintah
Makalah
ini dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah untuk mencegak mangkin
banyaknya pengngguran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengangguran
Pengertian pengangguran adalah orang
yang masuk dalam angkatan kerja ( yang berumur 15-64 tahun ) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapat pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya : seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa,
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
2.2. Macam-macam Pengangguran
Pengangguran sering di artikan
sebagai angkatan kerjayang belum berkerja atau tidak berkerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengangguran dapat di bedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
ݬ
Pengangguran terselubung( Disguissed Unemployment ) adalah
tenaga kerja yang tidak berkerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
ݬ
Setangah Menganggur ( Under Enemployment ) adalah tenaga
kerja yang tidak berkerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan.
Tenaga kerja yang dikatakan setengah menganggur, merupak an tenaga kerja yang
berkerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
ݬ
Pengangguran Terbuka ( Open Unemployment ) adalah tenaga
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penggangguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha mencari
pekerjaan.
Ø
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya
o Pengangguran Konjungtural ( cycle
Unempioyment ) adalah penganguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (
naik-turunnya ) kehidupan perekonomian/ siklus ekonomi.
o Pengangguran Struktural ( Struktural
Unemployment ) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang pengangguran structural bias di
akibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : akibat permintaan berkurang,
akibat kemajuan, dan penggunaan teknologi akibat kebijakan pemerintah.
o Pengangguran Friksional ( Frictional
Unemployment ) adalah pengangguran yangyang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran seperti
ini sering di sebut pengangguran sukarela.
o Pengangguran Musiman adalah
pengangguran yang terjadi karena pergantian musimtanam ke musim panen.
o Pengangguran teknologi adalah
pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia
menjadi tenaga mesin.
o Pengangguran Siklus adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian ( karena
terjadi resesi ). Pengangguran siklus di sebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat.
2.3. Faktor-faktor Penyebab Pengangguran
di Provinsi Kalimantan Barat
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai
berikut :
§
Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah
menyebabkan sumber daya manusia menjadi sulit bersaing.
§ Besarnya jumlah angkatan kerja tidak
seimbang dengan kesempatan kerja (kesenjangan antara supply and demand). Ke
tidak seimbangan terjadi apabilah jumlah angkatan kerja lebih besar dari pada
kesempatan kerja yang tersedia, sedangkan kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.
§ Struktur lapangan kerja tidak
seimbang.
§ Masih adanya anak yang putus sekolah
dan lulus sekolah tetapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya yang tidak
terserap dunia kerja atau berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan
yang memadai.
§ Terjadinya pemutusan hubungan kerja
( PHK ) karena krisis global.
§ Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga
terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, dengan
demikian apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada
angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasanya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Ke
tidak seimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
§ Terbatasnya sumber daya alam di kota
yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengelola sumber daya alam
menjadi mata pencarian.
§ Kurangnya informasi.
§ Tidak adanya system penerimaan
publik.
§ Sulit menerapkan kepintarannya dalam
dunia pekerjaan.
2.4. Masalah Pengangguran di Provinsi
Kalimantan Barat
Tingginya angka pengangguran di
Provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup
para penduduk di Provinsi Kalimantan barat. Namun yang menjadi manifestasi
utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup karena Terbatasnya
penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Pemanfaatan sumber daya
yang rendah dikarenakan buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan
sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Dua penyebab utama dari rendahnya
pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan
tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Jika
hal ini di biarkan terus-menerus maka akan sangat besar kemungkinan angka
pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat akan semangkin tinggi. Hal tersebut
akan berakibat buruk, dan dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial yang
semangkin besar di masyarakat, seperti kemiskinan, kriminalitas dan lain-lain.
2.5. Dampak Pengangguran Bagi Provinsi
Kalimantan Barat
Pengangguran
merupakan masalah pokok dalam suatu masalah pokok dalam suatu masyarakat
modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumberdaya menjadi terbuang percuma
dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan
kelesuan ekonomi yang berpengaruh pada emosi masyarakat dan dalam
kehidupan keluarga sehari-hari. Adapun dampak pengangguran terhadap kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat adalah sebagai berikut. Dilihat dari segi
ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut :
ü Pengangguran menyebabkan turunnya
daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
ü Pengangguran akan menghambat
investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.
Ø
Dari segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut
:
·
Perasaan minder ( rendah diri ),
·
Meningkatnya angka kriminalitas,
·
Meningkatnya angka kemiskinan,
·
Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
·
Tingginya anak-anak yang putus sekolah.
2.6. Data Pengangguran di Provinsi
Kalimantan Barat
Jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun
2010 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa dari total jumlah penduduk yang
mencapai ±4.393.239 jiwa. Menurut data BPS ( tahun 2010 ), tingkat pengangguran
terbuka ( TPT ) tertinggi terjadi di kota Singkawang sebesar 8,05 persen, di
susul Kabupaten Pontianak 7,80 persen, Kota Pontianak 7,79 persen. Sementara
tingkat pengangguran terbuka ( TPT ) terendah di Kabupaten Melawi sebesar 1,30
persen dan di susul Kapuas Hulu 2,25 persen. Sementara dari sisi jumlah
pengangguran, terbesar di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya masing-masing
20,3 ribu jiwa dan 14,7 ribu jiwa, sedangkan paling sedikit di Kabupaten Melawi
dan Sekadau, masing-masing 1,27 ribu jiwa dan 2,24 ribu jiwa, Sumber: Badan
Statistik Provinsi Kalimantan Barat.
Menurut hasil survei angkatan kerja nasional ( Sakernas ),
tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK )di Provinsi Kalimantan Barat sebesar
73,17 persen atau sebanyak 2,2 juta jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK ) terbesar di kabupaten Kapuas hulu sebesar 79,82 persen dan melawi 78,95
persen. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK ) terendah di Kota
Pontiank sebesar 65,61 persen dan di Kota Singkawang 66,61 persen.
Sementara untuk persentase penyerapan tenega kerja berada di
tiga sector, yakni pertanian 60,43 persen; perindustrian 12,39 persen; dan
pelayanan 27,18 persen. Menurut data sektor pertanian yang paling tinggi
menyerap tenaga kerja, yakni di Kabupaten Landak sebesar 82,33 persen, terendah
di Kota Pontinak 5,44 persen. Untuk jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat
yabg berkerja di sektor formal 27,55 persen, kemudian informal 72,45 persen,
sumber BPS Provinsi Kalimantan Barat.
2.7. Cara Mengatasi Pengangguran di
Provinsi Kalimanta Barat
Pengangguran
ada bermacam-macam, untuk mengatasinya harus di sesuaikan denagn jenis
pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
o Pengangguran struktural
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
ü
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
ü
Segera memindahkan tenaga kerja dari sektor yang kelebihan
ke tempat dan sektor ekonomi yang kekeurangan.
ü
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi lowongan
kerja yang kosong .
ü
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
ü
Menarik investor sebanyak-banyaknya.
o Pengangguran friksional
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
v Perluasan kesempatan kerja dengan
cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
v Deregulasi dan Debirokratisasi di
berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
v Menggalakkan pengembangan
seckor informal, seperti home industri.
v Menggalakan program transmigrasi
untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
v Pembukaan proyek-proyek umum oleh
pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain
sehingga bias menyerap tenaga kerja secara langsung maupun utuk merangsang
insvestasi baru dari kalangan swasta.
o Pengangguran Musiman
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
ݬ
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di
sektor lain.
ݬ
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
o Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis
ini, cara yang di gunakan adalah :
' Mengarahkan permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa.
' Meningkatkan daya beli masyarakat
o Pengangguran Konjungtural
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi
ramai dan akan menambah jumlah permintaan.
Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga
investor lebih suka menginvestasikan uangnya.
o
Pengangguran Teknologi
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
* Mempersiapkan masyarakat untuk untuk
dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materikurikulum
pelatihan teknologi di sekolah.
* Pengenalan teknologi sejak dini
* Pelatihan tenaga pendidik untuk
penguasaan teknologi.
Ø
Secara umum pengangguran dapat di atasi dengan :
ü Memperluas kesempatam kerja yang
dapat di lakukan dengang dua cara, yaitu sebagI berikut :
v Pengembangan industri, truta jenis
industri yang bersifat padat karya ( yang dapat menyerap relatif banyak tenaga
kerja ).
v Melalui berbagai proyek perkerjaan
umum, seperti pembuatan jalan, saluran air dan jembatan.
ü Menurunkan jumlah angkatan kerja
Ada beberapa cara yang dapat di
lakukan untuk menurunkan jumlah agkatan kerja, misalnya dengan program keluarga
berencana, program wajib belajar dan pembatasan usia kerja minimum.Meningkatkan
kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan
tututan keadaan. Banyak cara yang bias di lakukan, seperti melanjutkan sekolah
ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja, mengikuti seminar
dan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana orang tidak dapat
berkerja, karena tidak tersedinya lapangan perkerjaan. Ada berbagai macam
pengangguran, misalnya : Pengangguran terselubung(Disguissed Unemployment),
Setangah Menganggur (Under Enemployment), Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment), Pengangguran Konjungtural (cycle Unempioyment), Pengangguran
Struktural (Struktural Unemployment), Pengangguran Friksional (Frictional
Unemployment), Pengangguran Musiman, Pengangguran teknologi, Pengangguran
Siklus. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka penggangguran adalah
sebagai berikut : Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah,
Besarnya jumlah angkatan kerja, Struktur lapangan kerja tidak seimbang, Masih
adanya anak yang putus sekolah, Terjadinya pemutusan hubungan kerja ( PHK ), Kebutuhan
jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang, Terbatasnya sumber daya ( baik sumber daya alam maupun sumber daya
alam ). Tingginya angka pengangguran yang di sebabkan hal-hal tersebut, menjadi
salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di Provinsi
Kalimantan barat. Pengangguran juga bisa berdampak terhadap kehidupan ekonomi,
seperti : menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, menghambat investasi,
serta terhadap kehidupan sosial masyarakat, seperti : Perasaan minder ( rendah
diri ), Meningkatnya angka kriminalitas, Meningkatnya angka kemiskinan,
Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan dan Tingginya anak-anak yang putus
sekolah. Menurut data pengangguran pada 2011 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu
jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai ±4.393.239 jiwa. Hal ini sungguh
sangat memperhatinkan dan harus segera di atasi dengan : Memperluas kesempatam
kerja, Menurunkan jumlah angkatan kerja, Meningkatkan kualitas kerja dari
tenaga kerja yang ada dan lain-lain.
3.2.
Saran
Sekitar ± 101,6 juta pengangguran di Provinsi Kalimantan
barat, bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat dewsa ini dan kedepan. Penngangguran itu berpotensi
menimbulkan kerawanan berbagai berbagai tindak criminal gejolak sosial, politik
dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar
biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi
listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai
penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus
disubsidi setiap harinya. Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun
produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki
produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi
Provinsi Kalimantan Barat saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi
dengan berbagai upaya.
Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu
adalah persoalan muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teori
disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara
konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara.
Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh
sebagai berikut.
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak
bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2UUD
1945 dengan partisipasi semua masyarakat Provinsi Kalimantan Barat.Lebih tegas
lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen bersama
untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro (umum)
dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan
pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang
beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank
Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya.
3.3.
Daftar pustaka
Ø RADIL/cara.mengatasi.pengangguran
0 komentar:
Posting Komentar