Secara garis besarnya konsep dasar ekonomi islam dapat digambarkan
sebagai berikut:
1.
Ilmu ekonomi dapat didefenisikan sebagai suatu cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajarin bagaimana manusia memenuhi kebutuhan yang
bersifat tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
2.
Adanya perbedaan yang nyata antara ekonomi konvensional
dengan ekonomi Islam, terutama dari segi tujuannya. Ekonomi konvensional yang
tujuannya adalah untuk mencapai kemakmuran bagi manusia tetapi kenyataannya
kemakmuran hanya milik para pemodal besar dan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan sedangkan ekonomi Islam menawarkan wacana ekonomi berdasarkan
kepada kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia dengan tetap memperhatikan
hakikat penciptaan manusia.
3.
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha
manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah (
kemenangan) berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Qur’an dan
Sunnah.
4.
Pengguna perangkat atau penerap system ekonomi yang
berasal dari ekonomi konvensional diperbolehkan sejauh tidak bertentangan
dengan Syariat Islam, mengingat ekonomi
islam baru mulai kembali dijadikan acuan dalam setiap aktivitas ekonomi setelah
sekian lama ditinggalkan.
5.
Pasar memiliki lima fungsi, yaitu: (1) menetapkan
nilai; (2) mengorganisir produksi; (3)
mendistribusikan produk; (4) melakukan penjatahan (rationing); dan (5)
menyediakan barang dan jasa untuk keperluan yang akan datang.
6.
Mekanisme pasar dalam Ekonomi Islam diakui berdasarkan
Al-Qur’an surat An-Nisa: 39.
Artinya:
Apakah
kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari
kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada
mereka ? dan adalah Allah Maha mengetahui Keadaan mereka.
Secara
ringkas mekanisme pasar dalam Ekonomi Islam dapat dilihat pada sketsa berikut:
Pencapaian ekonomi Islam à Al-Qur’an + hadist
Menetapkan nilai
à
Kesepakatan nilai harga
Mengorganisasikan produksi à Mengelompokkan
Mendistribusikan produk à Penyaluran barang (alam/cuaca, Infrastruktur,
tenaga kerja).
7.
Dalam penerapan mekanisme pasar mengharuskan adanya
moraritas, antara lain : persaingan yang sehat (fair play), kejujuran
(honesty), keterbukaan (tranparancy), dan keadilan (justice).
8.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
menuntut ulama untuk melakukan upaya terkontruksi terhadap khasanah
pengetahuan. Islam secara inovatif.
9.
Ekonomi Islam mengajarkan bahwa pemanfaatan sumber daya
yang ada haruslah sesuai dengan kebutuhan bukanlah sesuai dengan keinganan yang
berlebih-lebihan, artinya keinginan manusia yang ahrus dibatasi.
10.
Secara ekonomi, persamaan antara konvensional dengan
Islam adalah sama-sama untuk mencapai
kemakmuran. Sedangkan perbedaannya antara lain ; Pada konvensional mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya sedangkan pada Islam keuntungan dengan
moralitas. Pada konvensional, semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan
sedangkan pada Islam ada bagian pendapatan yang disisihkan untuk zakat. Pada
konvensional, konsumsi baik agregat maupun individu bebas dang saving sangat
ditentukan oleh tingkat bunga, sedangkan pada Islam, konsumsi haruslah halal
dan benar dan saving tidak boleh terlalu besar dan dilarang melakukan
riba.
Produksi
Berikut ini disajikan
beberapa ayat yang merupakan petunjuk Allah SWT kepada manusia dalam al-Qur’ận,
sehubungan dengan usaha manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya
melalui pengembangan berbagai kegiatan ekonomi, baik secara kelompok maupun
secara individu.
وَاْلأَرْضض
مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ
شَىْءٍ مَّوْزُونٍ {19} وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَن لَّسْتُمْ لَهُ
بِرَازِقِينَ {20}
Dan
Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula)
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya. (QS.
15:19-20)
هُوَ
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا
مِن رِّزْقِهِ {15}
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah
bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari
rizki-Nya. (QS. 67:15)
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا {32} مَتَاعًا
لَّكُمْ وَلأَنْعَامِكُمْ {33}
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya
dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu. (QS.
79:33)
اللهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ
مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لاَّشَرْقِيَّةٍ وَلاَغَرْبِيَّةٍ يَكَادُ
زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُّورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللهُ
لِنُورِهِ مَن يَشَآءُ وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللهُ بِكُلِّ
شَىْءٍ عَلِيمٌ {35}
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita
besar.Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah mem-bimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. (QS. 24:35)
وَشَجَرَةً
تَخْرُجُ مِن طُورِ سِينَآءَ تَنبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِلأَكِلِينَ {20}
dan
pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan
pemakan makanan bagi orang-orang yang makan. (QS. 23:20)
وَاْلأَنعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا
دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ {5} وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ
تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ {6} وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَّمْ
تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلاَّ بِشِقِّ اْلأَنفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ
رَّحِيمٌ {7} وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً
وَيَخْلُقُ مَالاَتَعْلَمُونَ {8}
Dan
Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai-bagai manfa'at, dan sebahagiannya kamu makan. Dan
kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke
kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul
beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.Sesungguhnya Rabbmu
benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. dan (Dia telah menciptakan)
kuda, bagal,dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya)
perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak ketahuinya. (QS. 16:5-8)
هُوَالَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً
لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ {10} يُنبِتُ لَكُم بِهِ
الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَاْلأَعْنَابَ وَمِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ {11}
Dia-lah
yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya men-jadi
minuman dan sebahagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam
buah-buahan.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. 16:10-11)
وَأَوْحَى رَبُّكِ إِلَى النَّحْلِ أَنِ
اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ {68}
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلَلاً يَخْرُجُ
مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ إِنَّ
فِي ذَلِكَ لأَيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ {69}
Dan
Rabbmu mewahyukan kepada lebah:"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yanng
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. 16 : 68-69)
وَإِنَّ لَكُمْ فِي اْلأَنعَامِ
لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَنًا
خَالِصًا سَآئِغًا لِلشَّارِبِينَ {66}
Dan
sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang
bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya. (QS. 16:66)
قَالَ
هِيَ عَصَاىَ أَتَوَكَّؤُا عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِىَ فِيهَا
مَئَارِبُ أُخْرَى {18}
Berkata
Musa:"Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun)
dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain
padanya". (QS. 20:18)
كُلُوا وَارْعَوْا أَنْعَامَكُمْ إِنَّ
فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لأُوْلِي النُّهَى {54}
Makanlah
dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu,
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. (QS. 20:54)
وَإِنَّ لَكُمْ فِي اْلأَنْعَامِ
لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعَ
كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ {21} وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ
{22}
Dan
sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang
penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya,
dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk
kamu, dan sebagian darinya kamu makan, dan di atas punggung binatang-binatang
ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kamu diangkut. (QS. 23 : 21-22)
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ
وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ
الْبَرِّ مَادُمْتُمْ حُرُمًا وَاتَّقُوا
اللهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ {96}
Dihalalkan
bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan
yang lezat bagimu, bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan
atasmu (manangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan
bertaqwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. 5:96)
اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضَ وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ
رِزْقًا لَّكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ
وَسَخَّرَ لَكُمُ اْلأَنْهَارَ {32} وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
دَآئِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ {33} وَءَاتَاكُم مِّن كُلِّ
مَاسَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللهِ لاَتُحْصُوهَا إِنَّ اْلأِنسَانَ
لَظَلُومُُ كَفَّارُُ {34}
Allah-lah
yang telah menciptalangit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian
Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki
untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar
di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan
siang". Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
kamu dapat menhinggakannya.Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah). (QS. 14 : 32-34)
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ
لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا
وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ {14}
Dan
Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
(QS. 16:14)
وَمَايَسْتَوِى الْبَحْرَانِ
هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَآئِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِن كُلٍّ
تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى
الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
{12}
Dan
tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang
lain asin lagi pahit.Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging
yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya,
dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya
kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. (QS. 35:12)
اللهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ
لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ {12} وَسَخَّرَ لَكُم مَّافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ
جَمِيعًا مِّنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ {13}
Allah-lah
yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dan berlayar padanya dengan
seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan
mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
daripada-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.- (QS. 45 : 12-13)
...وَأَنزَلْنَا
الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعَ لِلنَّاسِ...
…Dan Kami ciptakan
besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) .... (QS. 57:25).
Konsumsi
Islam memandang bahwa bumi
dengan segala isinya merupakan amanah Allah SWT kepada sang Khalifah agar dipergunakan
sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Dalam satu pemanfaatan yang telah
diberikan kepada sang Khalifah adalah
kegiatan ekonomi (umum) dan lebih sempit lagi kegiatan konsumsi (khusus). Islam
mengajarkan kepada sang khalifah
untuk memakai dasar yang benar agar mendapatkan keridhaan dari Allah Sang
Pencipta.[1]
a. Sumber yang Berasal dari al-Qur’an
dan Sunnah Rasul
1.
Sumber yang ada dalam al-Qur’an
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَتُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ
Artinya : Makan dan minumlah, namun
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.[2]
Ketika
kami dalam bepergian berasama Nabi SAW, mendadak datang seseorang berkendaraan,
sambil menoleh ke kanan-ke kiri seolah-olah mengharapkan bantuan makanan, maka
bersabda Nabi SAW : “Siapa yang mempunyai kelebihan kendaraan harus dibantukan
pada yang tidak memmpunyai kendaraan. Dan siapa yang mempunyai kelebihan bekal
harus dibantukan pada orang yang tidak berbekal.” kemudian Rasulullah menyebut
berbagai macam jenis kekayaan hingga kita merasa seseorang tidak berhak
memiliki sesuatu yang lebih dari kebutuhan hajatnya. (H.R. Muslim).
b.
Ijtihad Para Ahli Fiqh
Ijitihad berarti
meneruskan setiap usaha untuk menentukan sedikit banyaknya kemungkinan suatu
persoalan syari’at. Mannan menyatakan bahwa sumber hukum ekonomi islam
(termasuk di dalamnya terdapat dasar hukum tentang prilaku konsumen) yaitu;
al-Qur’an, as-Sunnah, ijma’, serta qiyas dan ijtihad.
Menurut Mannan, yang ditulis
oleh Muhammad dalam bukunya ”Ekonomi Mikro Islam” (2005: 165); konsumsi
adalah permintaan, sedangkan produksi adalah penyediaan/penawaran. Kebutuhan
konsumen, yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumya, menrupakan
insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin tidak
hanya menyerap pendapatannya, tetapi juga memberi insentif untuk
meningkatkannya.
Hal ini berarti bahwa
pembicaraan mengenai konsumsi adalah penting. dan hanya para ahli ekonomi yang
mempertunjukkan kemampuannya untuk memahami dan menjelaskan prinsip
produksi maupun konsumsi, mereka dapat dianggap kompeten untuk mengembangkan
hukum-hukum nilai dan distribusi atau hampir setiap cabang lain dari subyek
tersebut.
Menurut Muhammad perbedaan
antara ilmu ekonomi modren dan ekonomi Islam dalam hal konsumsi terletak pada
cara pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui
kegemaran materialistis semata-mata dari pola konsumsi modren.[4]
Lebih lanjut Mannan mengatakan
semakin tinggi kita menaiki jenjang peradaban, semakin kita terkalahkan
oleh kebutuhan fisiologik karena faktor-faktor psikologis. Cita rasa seni,
keangkuhan, dorongan-dorongan untuk pamer semua faktor ini memainkan peran yang
semakin dominan dalam menentukan bentuk lahiriah konkret dari
kebutuhan-kebutuhan fisiologik kita. Dalam suatu masyarakat primitif, konsomsi
sangat sederhana, karena kebutuhannya sangat sederhana. Tetapi peradaban modren
telah menghancurkan kesederhanaan manis akan kebutuhan-kabutuhan ini.[5]
Menurut Islam,
anugerah-anugerah Allah adalah milik semua manusia. Suasana yang menyebabkan
sebagian diantara anugerah-anugerah itu berada ditangan orang-orang tertentu
tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan anugerah-anugerah itu untuk
mereka sendiri. Orang lain masih berhak atas anugerah-anugerah tersebut
walaupun mereka tidak memperolehnya. Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengutuk dan
membatalkan argumen yang dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena
ketidaksediaan mereka memberikan bagian atau miliknya ini.[6]
Selain itu, perbuatan untuk
memanfaatkan atau mengkonsumsi barang-barang yang baik itu sendiri dianggap
sebagai kebaikan dalam Islam. Sebab kenikmatan yang dicipta Allah untuk manusia
adalah ketaatan kepada-Nya yang berfirman kepada nenek moyang manusia, yaitu
Adam dan Hawa, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an
يَاأَيُّهاَ
النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي اْلأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.[7]
Etika ilmu ekonomi Islam
berusaha untuk mngurangi kebutuhan material yang luar biasa sekarang ini, untuk
mngurangi energi manusia dalam mengejar cita-cita spiritualnya. Perkembangan
bathiniah yang bukan perluasan lahiriah, telah dijadikan cita-cita tertinggi
manusia dalam hidup. Tetapi semangat modren dunia barat, sekalipun tidak
merendahkan nilai kebutuhan akan kesempurnaan batin, namun rupanya telah mengalihkan
tekanan kearah perbaikan kondisi-kondisi kehidupan material. Dalam ekonomi
Islam konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip dasar[8].
1.
Prinsip
Keadilan
Syarat ini mengandung arti
ganda yang penting mengenai mencari rezeki secara halal dan tidak dilarang
hukum. Dalam soal makanan dan minuman, yang terlarang adalah darh, daging
binatang yang telah mati sendiri, daging babi, daging binatang yang ketika
disembelih diserukan nama selain Allah, (Q.S 2. 173),
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ
الْخِنزِيرِ وَمَآأُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ
عَادٍ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللهَ غَفُورُُ رَّحِيمٌ
2.
Prinsip
Kebersihan
Syariat yang kedua ini
tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an maupun Sunnah tentang makanan. Harus baik
atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga
merusak selera. Karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh dimakan dan
diminum dalam semua keadaan. Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah
yang bersih dan bermanfaat.
3.
Prinsip
Kesederhanaan
Prinsip ini mengatur prilaku
manusia mengenai makanan dan minuman adalah sikap tidak berlebih-lebihan, yang
berarti janganlah makan secara berlebih.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ
مَآأَحَلَّ اللهُ لَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُوا إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Artinya : ”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan
bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas [9].................”
Arti penting ayat ini adalah
kenyataan bahwa kurang makan dapat mempengaruhi pembangunan jiwa dan tubuh,
demikian pula bila perut diisi secara berlebih-lebihan tentu akan ada
pengaruhnya pada perut. Praktik memantangkan jenis makanan tertentu dengan
tegas tidak dibolehkan dalam Islam.
4.
Prinsip
Kemurahan Hati
Dengan mentaati perintah Islam
tidak ada bahaya maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang
disediakan Tuhan karena kemurahan hati-Nya. Selama maksudnya adalah untuk
kelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuan menunaikan
perintah Tuhan dengan keimanan yang kuat dalam tuntutan-Nya, dan perbuatan adil
sesuai dengan itu, yang menjamin persesuaian bagi semua perintah-Nya.
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَّكُمْ
وَلِلسَّيَّارَةِ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَادُمْتُمْ حُرُمًا
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya : Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu dan bagi orang-orang dalam
perjalanan, dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama
kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya-lah kamu akan
dikumpulkan.[10]
5.
Prinsip
Moralitas.
Bukan hanya mengenai makanan
dan minuman langsung tetapi dengan tujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan
atau kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seseorang muslim diajarkan untuk
menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-Nya
setelah makan. Dengan demikian ia akan merasakan kehadiran Ilahi pada waktu
memenuhi keinginan-keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya karena Islam
menghendaki perpaduan nilai-nilai hidup material dan spiritual yang berbahagia.
يَسْئَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ
فِيهِمَآإِثْمُُ كَبِيرُُ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَآ أَكْبَرُ مِن
نَّفْعِهِمَا
Artinya : Mereka
bertanya kepadamu (Nabi) tentang khamar dan judi. Katakanlah, ”pada keduanya
itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya[11]
[3]
Op.Cit.h.163.
[4]
Mannan, M.A. Teori dan Prakrtek Ekonomi Islam (Edisi Terjemahan).
Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf. 1997 : 44
[5]
Ibid
[6]
Monzer Kahf, Ph. D. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap
Fungsi Sistem Ekonomi Islam), Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1995 :
27.
[7]
Q.S. : 2 : 168
[8]
Mannan, M.A. Op. Cit. 45-48
[9]
Q.S. : 5 : 87
[10]
Q.S. : 5 : 96
Mantap gan...........................
BalasHapusdunia islam terapkan syariah saja amburadul, syariah ekonomi tdk bisa dipisahkan dengan syariah (hukum) kehidupan yg lain...
BalasHapusKalau saya sih, sampai saat ini belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai ciri khas dari ekonomi syariah itu seperti apa.. Mungkin dalam tahap belajar kali ya..
BalasHapusUntuk mengetahui seminar ekonomi syariah terbaru silahkan kunjungi ps-ekosyariah.gunadarma.ac.id terimakasih.
BalasHapus